MAKASSAR – Petugas perpustakaan salah satu SMP di Bekasi, DP (30), akhirnya ditangkap polisi. Ia juga ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap beberapa siswa di sekolah tersebut.

Baca Juga : Google Pecat Pegawai, Sebut AI Makhluk Miliki Kesadaran

Berdasarkan penyelidikan polisi, diperkirakan jumlah korban mencapai 10 pelajar. Namun, hanya tiga korban yang melapo, mereka juga lulusan di SMP tersebut.

Kasus ini terungkap setelah bukti percakapan WhatsApp pelaku dengan korban bocor di media sosial, salah satunya dugaan ajakan pelaku ke hotel dan apartemen.

Sebelum ditangani polisi, sekolah pernah memeriksanya terkait kasus pelecehan tersebut, namun dalam konfirmasi yang diberikan Humas SMPN tersebut, DP membantahnya.

“(Di viral) betul ada tapi, setelah diklarifikasi pengakuan si terduga itu tidak, itu yang disampaikan ke kami,” katanya, Senin (1/8/2022).

Kasus ini kemudian ditangani oleh Polres Metro Kota Bekasi. Perbuatan DP yang memalukan itu akhirnya terungkap ke penyidik.

Berikut fakta-fakta kasus pelecehan seksual:

1. Tersangka sudah bekerja sejak 2013

Humas SMP tersebut membenarkan bahwa DP, pelaku pelecehan, telah bekerja sebagai anggota staf perpustakaan sejak 2013.

“Dari 2013, 2013 sebagai honorer, 2017 diangkat menjadi TKK, jadi (terduga pelaku) belum PNS,” katanya, Senin (1/8/2022).

Ia juga mengatakan tidak mentolerir keberadaan pelaku pelecehan di lingkungan sekolah. Bahkan, semua guru sepakat untuk tidak menerima DP lagi.

“Karena pertama sudah mencoreng nama baik ya, kalau kita sih guru-guru berharap (pelaku) tidak di SMPN 6 ini lagi,” jelasnya.

2. Bentuk-bentuk pelecehan

Komite Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi turun tangan menangani masalah ini. Lembaga tersebut berfokus pada perawatan kesehatan mental para korban pelecehan.

Komisioner KPAD Kota Bekasi, Novrian mengatakan dari wawancara dengan pihak sekolah dan korban, pihaknya belum menemukan korban yang mengalami kekerasan fisik. Namun, pihaknya menyerahkannya ke Polsek Metro Bexi untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Lebih banyak sih chat (korban pelecehan), dari WhatsApp gitu. Itu (pelecehan fisik) nanti polisi yang menggali,” katanya.