JAKARTA – Ketua Indonesian Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso merasa ada kejanggalan dalam kronologi penembakan Brigjen J dan Bharada E di kediaman Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.

Baca Juga : Pendiri SPI Tersandung Dugaan Kasus Kekerasan Seksual

Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng mengatakan, pemukulan kedua orang tersebut cukup mengagetkan karena senapan Brigadir J tidak mengenai Bharada E. Berbanding terbalik, lima tembakan Bharada E tepat sasaran bersarang di tubuh Brigadir J.

“Berarti kan kalau pemukulan itu mereka berdekatan. Tidak ada satu pun peluru daripada si Brigpol J yang mengenai Bharada E. Ini muncul lagi soal pemukulan, ada jari yang kemudian putus. Itu putus karena tembakan terfragmentasi atau putus karena benda tajam?” tanyanya.

Meski demikian, Ketua Indonesia Police Watch berharap hasil otopsi bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

“Mayat yang dibedah oleh ahli forensik kehakiman atau kedokteran kehakiman itu akan berbicara peristiwa yang terjadi. Setidak-tidaknya seperti apa pemukulan-pemukulan itu jarak 1 meter kalau si Brigpol J memegang pistol 7 kali tembakan tidak ada yang kena itu aneh,”katanya.

Sugeng mengatakan tindakan tegas harus dilakukan untuk mengungkap kasus tersebut dengan memeriksa orang-orang di daerah tersebut untuk memberikan informasi yang akurat karena dia merasa kasusnya tidak jelas.

Ketua IPW juga mengatakan bahwa keluarga korban berhak untuk mengetahui apakah anak mereka adalah korban atau penjahat yang harus ditangkap dengan penembakan, sehingga kasus tersebut dapat diselesaikan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas), Brigjen Pol Ahmad Ramadhan sebelumnya mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan dan olah TKP atas kejadian tersebut, penembakan maut itu bermula saat Brigjen Yosua memasuki kamar Irjen Ferdy Sambo.

“Istri dari Kadiv Propam sedang istirahat. Kemudian Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan juga menodongkan pistol ke kepala istri Kadiv Propam. Sontak seketika Ibu Kadiv Propam berteriak minta tolong,” katanya.

Bharada E yang mendengar teriakan itu langsung menuju ke tempat asal suara itu.  Singkat cerita, Brigadir Yosua justru melepaskan tembakan ke arah Bharada E yang kemudian membalas tembakan tersebut dan menewaskan Brigadir Yosua.

“Perlu kami sampaikan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Bharada E adalah tindakan untuk melindungi diri karena ancaman dari Brigadir J,” katanya, dilansir kabarxxi.com.