JAKARTA – Polarisasi yang bergulir di masyarakat setelah diadakannya pemilihan Presiden beserta wakilnya pada 2019 lalu belum membaik, dikhawatirkan akan berlanjut pada Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga : Himaprodi Manajemen STIE Pembangunan Indonesia Makassar Sukses Gelar Seminar Nasional

 

Berdasarkan data survei dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas yang mencatat adanya responden sebanyak 40,3 persen yang sebutkan bahwa hubungan kedua kubu yang sempat bersaing pada Pilpres yang lalu belum dapatkan titik terang. Hal itu diterangkan oleh Peneliti Litbang Kompas, Gianie.

“Secara umum, publik menilai saat ini hubungan antara dua kubu yang berseberangan politik sejak Pilpres 2019 belum membaik,” ujarnya dilansir dari CNN Indonesia.

Apabila ditelusuri lebih terperinci, ia menemukan bahwa kelompok yang mendongkrak pasangan Jokowi-Ma’ruf tampak serius untuk menetralkan kisruh yang ada..

Sebanyak 47,9 persen responden dari kelompok tersebut menyatakan saat ini polarisasi sudah mulai mereda. Sementara 38,5 persen responden lainnya menilai hubungan antar dua kubu yang berseberangan politik ini justru semakin memburuk.

Lebih Lanjut, Sebaliknya justru ia temukan pada kelompok responden pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mencatat ada 56,6 responden menilai hubungan kedua kubu semakin buruk. Sedangkan bagi kelompok yang menilai sudah ada perbaikan hanya sebanyak 31,4 persen.

“Adapun di kelompok responden yang tidak memilih salah satu pasangan atau merahasiakannya lebih banyak yang menyuarakan optimisme. Sebanyak 45,2 persen menyebut hubungan kedua kubu sudah semakin baik,” ujarnya.

Tambahnya, ia juga mencatat mayoritas responden sepakat apabila polarisasi yang masih terus terjadi sampai saat ini dirasa sangat mengkhawatirkan. Terlebih jika polarisasi ini masih sampai berlanjut pada kontestasi pemilu 2024 mendatang.

Berdasarkan masing-masing pilihannya, kelompok responden pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki kekhawatiran lebih tinggi, yakni sebanyak 76,9 persen.