DONGGALAData Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, sebaran abrasi pantai di Sulawesi Tengah sebanyak 34 titik, angka ini merupakan terbesar ketiga di Pulau Sulawesi setelah Sulawesi Selatan (57 titik) dan Sulawesi Tenggara (74 titik). Abrasi pantai berdampak pada penyusutan garis pantai, sehingga daratan utama semakin berkurang, berkurangnya sumber daya ikan dan plasma nutfah, serta merusak hutan bakau di pesisir, dan meningkatkan risiko bencana, Minggu (22/5/2022)

Baca Juga :Karangan Bunga #savejatanras Dari Masyarakat Penuhi Mapolrestabes Kota Makassar

Chief of Advocacy, Campaign, Communication, and Media – Save the Children Indonesia, Troy Pantouw mengatakan dampak dari krisis iklim dirasakan oleh anak-anak, terkhusus bagi mereka yang bermukim di Kawasan rawan bencana dan pernah merasakan dampak dari bencana skala besar seperti di Kabupaten Donggala.

“Krisis Iklim dirasakan dampaknya secara nyata oleh anak-anak saat ini, terutama pada mereka yang tinggal di daerah rawan bencana dan pernah mengalami histori kejadian bencana skala besar seperti misalnya di Kabupaten Donggala,” jelasnya.

Troy juga menegaskan, jika tidak segera mengambil tindakan nyata, mulai dari keluarga dan anak-anak akan terus menanggung beban yang tidak proporsional akibat keadaan yang dialaminya. Anak-anak dan keluarga yang terkena dampak langsung dari krisis iklim juga harus didukung dalam upaya adaptasi, karena keterbatasan kemampuan.

Bedasarkan validasi Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tahun 2021 sebanyak 5.402 kejadian bencana alam, dimana 99,5% merupakan bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem yang berkaitan dengan bencana alam, seperti terdapat 91 kejadian gelombang pasang serta abrasi. Selain itu, jumlah bencana yang terjadi pada tahun 2021 meningkat 16,2% dari tahun sebelumnya. 728 orang tewas, lebih dari 7 juta jiwa menderita dan mengungsi, termasuk anak-anak.